Muaraenim.sumsel.today – Gusti Sajid Al Akbar salah satu permerhati budaya dan pemilik benda benda bersejarah warisan dari para leluhurnya dari desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim
Saat disambangi awak Media dikediamannya Sajid menceritakan ”
Salah satu benda bersejarah tersebut adalah prasasti tanduk kebau’ sebuah tanduk kerbau yang bertuliskan aksara ulu, setelah diteliti dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia , ternyata prasasti ini menceritakan asal usul Marga Ayek hening (Tanjung Enim) berasal dari Majapahit sektar abad ke 13,
Lebih lanjut diceritakannya,
” Bukti sejarah ini telah di teliti oleh Tim Arkeologi dari Palembang, Jakarta dan Yogyakarta tanggal 17 April 2021 serta telah dibukukan dengan judul Islam di Wilayah ulu Enim dan Ogan oleh penulis Wahyu Risky Andhifani di keluarkan oleh Balai Arkeologi Provinsi Sumatra Selatan tahun 2021,” ungkap Gusti Sajid Al Akbar , Minggu 25/09/2022.
Sajid juga menjelaskan bunyi naskah kuno Tanduk Kerbau yang beraksara ulu, bahwa Ratu Tribhuwana Tunggadewi dari Kerajaan Majapahit memerintahkan Mahapatih Gajah Mada beserta 9 Adipatih, Yaitu Riye Genti, Riye Wadang, Riye Jaka Asak, Riye Jaka Riya, Riye Anak Riye Rantas, Riye Surat, Riye Anak Riye Surat, Riye Ganta, dan Riye Unang untuk memimpin perairan sungai ayek hening, hutan serta hutan buah .
“Desa Lingga dahulu bertempat di Ayek Hening atau lebih tepatnya sekarang bernama Sidomulyo Talang Jawa Tanjung Enim dan ke 9 Adipati berkuasa dari ulu sungai sampai teluk Tanjung Raman, membelah daerah ikatan, airnya melewati titian ke Tengah Muara, diteruskan Ketengah Muara Kuang, dan ditandainya daerah dengan Ulu Lematang ditanahnya Indralaya. maka berarti asal usul Marga Ayek Hening berasal dari kerajaan Majapahit, bukan dari Kerajaan Sriwijaya,” ucap Sajid sambil membacakan buku hasil penelitian tim Arkeolog.
Di tengah pembicaraan Sajid juga perlihatkan bukti lain dengan adanya pusaka 2 tombak dari Riye Genti atau Antus yang berkuasa di Behembang Lingga dan keturunannya yang dimiliki keluarganya secara turun temurun.
“Selain tombak atau biasa di sebut Kujur, saya juga memiliki gong, keris, tongkat, kopiah resam air emas, dan payung berwarna merah dengan pinggiran berwarna kuning dari abad ke 18 yang dahulu dimiliki Depati Kasih Raja merupakan keturunan dari Puyang Antus, saya juga dapat menunjukkan adanya beberapa makam di daerah Desa Lingga yang merupakan data autentik Kerajaan Majapahit benar adanya disini,” jelas Sajid.
Di akhir pembicaraan Sajid juga mengharapkan kepada pemerintah dan perusahaan yang ada di sekitar Kecamatan Lawang Kidul dalam Kabupaten Muara Enim yang melibatkan pihak- pihak yang terkait dengan pelestarian kebudayaan lokal dan pemerhati pusaka warisan leluhur agar dapat membuatkan rumah adat sebagai museum.
“Mengingat pusaka keluarga yang saya miliki sudah sangat tua, saya mohon untuk segera di bangunkan rumah adat dan tugu sejarah agar kebudayaan lokal ini tetap terjaga dengan baik,” tutup Sajid. (Lily28).