Sumsel.Today – Indonesia memutuskan mundur dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Huelva, Spanyol. Keputusan itu mendapat kritikan pedas dari salah satu jurnalis Denmark.
PBSI mengumumkan bahwa Indonesia mundur dari Kejuaraan Dunia yang digelar 12-9 Desember 2021. Salah satu alasan utamanya adalah, karena adanya virus varian Omicron.
“Penyebaran virus Omicron yang cepat sehingga perubahan protokol kesehatan yang tidak menentu membuat kami memutuskan untuk mundur dari Kejuaraan Dunia 2021,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky.
[rb_related title=”Baca Juga” total=”2″]
“Kami tidak mau mengambil risiko. Keselamatan dan kesehatan atlet lebih utama. Para pemain juga sudah kami ajak berdiskusi dan mereka setuju untuk menarik diri dari Kejuaraan Dunia,” ujarnya.
Alasan lain adalah, imbauan dari pemerintah Republik Indonesia, di tengah pandemi yang belum mereda untuk mengurangi kegiatan berpergian ke luar negeri. Apalagi di sejumlah negara Eropa juga terjadi lonjakan pesat kasus Covid-19.
Keputusan ini dikritik jurnalis TV2 Denmark, Jacon Qvirin. Dia menyebut, ini adalah tindakan tak menghormati atlet lain. Pasalnya, atlet-atlet lain mau bermain di Bali selama tiga pekan.
This is so disrespectful to the rest of the badminton world and @bwfmedia who has just lived and played 3-4 weeks in Bali and praised Indonesia for hosting three events.
— Jacob Qvirin (@jacobqvirin) December 8, 2021
Now that they have to play the World Championship in Europe, they don't give a s*** about the sport… (1/2) https://t.co/fZhkFAM0ff
“Keputusan itu sangat tidak menghormati atlet lainnya dan BWF yang baru saja tinggal dan main selama 3-4 pekan di Bali dan memuji Indonesia sebagai tuan rumah tiga turnamen. Kini saat mereka harus main Kejuaraan Dunia di Eropa, mereka seakan tidak peduli dengan olahraga ini,” cuit Jacob.
“Sejujurnya, semua pemaih sudah divaksin. Jika semua negara sama takutnya dengan Indonesia, mereka pasti tidak akan datang ke Bali. Olahraga lain sudah move on, tapi sedikit perkembangan pandemi menghentikan bulutangkis? Olahraga akan mati dengan cara ini. Kami tidak boleh berhenti hidup,” katanya.(**/EK)